Kata Pengantar
Puji syukur penulis
panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa , karena berkat rahmat dan karunia-Nya,
Makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktu ,
harapan dan mendapat daya dukung sarana. Makalah ini berjudul “Kerajinan Tekstil”.
Makalah ini di selesaikan Dengan kemampuan dan keterbatasan Penulis. saya
menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak kekurangan yang
masih memerlukan banyak perbaikan. Untuk itu kami mengharapkan
kritik dan saran yang bersifat membangun untuk penyempurnaan makalah ini.
Saya selaku penyusun
berharap semoga hasil-hasil yang dituang dalam Makalah ini ada manfaatnya bagi
masyarakat, lingkungan , dan ilmu pengetahuan .
Pelabuhan ratu 06 mei 2016
BAB 1
KERAJINAN TEKSTIL
A. PENGERTIAN KERAJINAN TEKSTIL
Kerajinan
tekstil merupakan karya seni atau kerajinan yang dibuat atau memakai tekstil
sebagai bahan utama. Tekstil
adalah bahan yang berasal dari serat yang diolah menjadi benang atau kain
sebagai bahan untuk pembuatan busana dan berbagai produk kerajinan lainnya.
Dari pengertian tekstil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa
bahan/produk tekstil meliputi produk serat, benang, kain, pakaian dan
berbagai jenis benda yang terbuat dari serat. Pada umumnya bahan tekstil
dikelompokkan menurut jenisnya sebagai berikut: 1. Berdasar jenis
produk/bentuknya: serat staple, serat filamen, benang, kain, produk jadi
(pakaian / produk kerajinan dll) 2. Berdasar jenis bahannya: serat alam, serat
sintetis, serat campuran 3. Berdasarkan jenis warna/motifnya: putih, berwarna,
bermotif/bergambar 4. Berdasarkan jenis kontruksinya: tenun, rajut, renda,
kempa. benang tunggal, benang gintir.
B.
KONSEP DASAR KERAJINAN TEKSTIL
a.
Prinsip-Prinsip Seni
Tidak semua produk yang berbahan utama tekstil bisa disebut
sebagai karya seni, sebab perwujudannya harus memenuhi prinsip-prinsip berikut:
1. Unity
(kesatuan)
, suatu benda yang dikatakan memiliki nilai seni estetis, harus
merupakan kesatuan dan perpaduan dari unsur-unsur pembentuknya secara baik dan
sempurna.
2. Complexity
(kerumitan)
suatu benda yang memiliki nilai estetis pada dasarnya tidaklah
sederhana, dalam pengertian mengandung unsur-unsur yang berpadu dengan
kerumitan tertentu seperti saling bertentangan, berlawanan, dan saling
menyeimbangkan
3. Intensity (kesungguhan)
suatu benda yang dikatakan yang memiliki nilai estetis bukanlah
suatu benda yang kosong, melainkan memiliki kualitas yang menonjol dalam
penampilannya. Nilai itu bisa bersifat lembut atau kasar, gembira atau duka,
suram atau ceria yang ditampilkan secara sungguh-sungguh.
C.
DESAIN KERAJINAN TEKSTIL
Kerajinan tekstil yang akan diwujudkan menjadi karya seni akan
terwujud secara maksimal apabila melalui tahap pembuatan produk kerajinan
tekstil. Desain merupakan langkah awal dalam mewujudkan suatu karya seni, dan
desain merupakan rancangan yang akan memudahkan dalam pencapaian tujuan atau
penciptaan karya seni. Dengan demikian desain dapat diartikan sebagai suatu
rancangan gambar yang nantinya dilaksanakan dengan tujuan tertentu yang berupa
susunan dari garis, bentuk, warna, dan tekstur. Desain dapat diterapkan pada
berbagai benda yang ada di lingkungan kita.
Untuk mendapatkan suatu produk kerajinan tekstil yang baik
memerlukan sebuah perencanaan yang didalamnya terdapat kesatuan antara bahan yang
digunakan dengan fungsi serta jenis benda yang dibuat, kerumitan dalam
pengerjaannya yaitu perpaduan yang seimbang, berlawanan, atau saling
bertentangan yang menghasilkan nilai estetis pada benda tersebut.
Suatu desain yang baik akan memperlihatkan susunan yang teratur
dari bahan-bahan yang dipergunakan sehingga menghasilkan suatu benda yang indah
dan dapat dipergunakan. Dalam hal ini terdapat dua macam desain, yaitu structural
design (desain struktur) dan decorative design (desain
hiasan)
a. Structural Design
(desain struktur)
Structural Design (desain struktur) adalah susunan dari garis, bentuk, warna, dan
tekstur dari suatu benda baik berupa benda yang mempunyai ruang maupun gambaran
dari suatu benda. Contoh deesain struktur: gambaran suatu benda yang akan
dibuat dilengkapi dengan keterangan ukuran, warna, dan bentuknya.
b.
Decorative Design (garnitur)
Decorative Design (garnitur) adalah sentuhan/perlakuan yang diberikan pada
permukaan busana yang memberikan efek visual memperindah penampilan. Garnitur
bisa sebagai unsur dekoratif/hiasan atau sebagai unsur fungsional.
Terdapat tiga cara dalam menyusun decorative desain,
yaitu: By the color and pattern, By construction dedtails, By
decorative trims. (Davis dalam Mila Karmila, 2006: 27)
·
By the color and pattern, yaitu warna
dan motif yang tersusun dalam suatu bahan tekstil pada busana, secara tidak
langsung juga berfungsi sebagai decorative design.
·
By construction details, yaitu membentuk detail
hiasan tertentu pada busana disini biasanya dilakukan dengan membuat
jahitan/setikan pada kain/tekstil.
·
By decorative trims, yaitu teknik yang
biasanya berupa tempelan kain diatas permukaan kain dengan menambahkan unsur
pelengkap lain pada permukaan kain.
Pembuatan produk kerajinan tekstil dilakukan dengan cara menentukan
jenis benda apa yang akan dibuat (benda hias atau benda pakai), membuat desain
produk, membuat desain hiasan pada produk, menyiapkan bahan dan alat serta
langkah kerja pembuatan produk kerajinan tekstil.
BAB 2
JENIS-JENIS KERAJINAN TEKSTIL
1. KERAJINAN BATIK
Pengertian
Dan Fungsinya Membatik merupakan kegiatan berkarya seni menggunakan bahan lilin
yang dipanaskan dan menggunakan alat canting atau kuas untuk membuat pola
gambar atau motif yang dioleskan di atas selembar kain. Teknik pewarnaannya menggunakan
teknik tutup celup. Karya seni batik ini merupakan salah satu seni terapan
Nusantara yang menjadi ciri khas kebanggaan bangsa Indonesia. Sekarang ini,
teknik membatik sudah lebih berkembang. Membatik tidak saja menggunakan alat
canting tetapi sudah menggunakan jenis peralatan lain seperti kuas dan cap
(printing). Maka karya seni batik kemudian dibedakan menjadi :
a. Karya seni
Batik Tulis Menggunakan alat tradisional berupa canting dengan teknik yang
lebih sederhana.
b. Karya seni
Batik Cap (printing) Menggunakan alat modern dengan teknik yang lebih beban dan
kreatif. Berdasarkan fungsinya, seni membatik dibedakan menjadi dua yaitu :
1.
Fungsi Praktis Kain Batik dipergunakan sebagai bahan sandang
untuk pakaian, sarung bantal, taplak meja dan sebagainya
2.
Fungsi Estetis Kain dengan motif batik dapat dipergunakan
sebagai karya seni hias atau lukisan. Pola batik gambar-gambar yang digunakan
dalam membatik biasanya menggunakan ragam hias. Untuk karya seni batik
tradisional selalu menggunakan ragam hias tertentu yang telah lama diterapkan
secara turun-temurun sejak jaman dulu. Ragam hias tersebut mempunyai makna atau
simbolik tertentu. Namun saat ini sudah banyak dijumpai ragam hias batik dengan
pola kreasi yang lebih bebas. Pola Hias merupakan unsur dasar yang dapat
dipergunakan sebagai pedoman dalam mendesain sebuah hiasan Motif Hias merupakan
pokok pikiran dan bentuk dasar dalam ragam hias, meliputi bentuk manusia,
alam, tumbuhan dan hewan. Ragam hias adalah bentuk susunan pola hias dari satu
atau lebih motif hias dengan kaidah estetik tertentu sehingga menghasilkan
bentuk yang indah Ragam hias dibedakan menjadi tiga yaitu :
·
Motif geometris (pilin ganda, swastika, tumpal)
·
Motif non geometris (manusia, tumbuhan, hewan)
·
Motif benda mati (air, awan, batu, gunung, matahari)
2.
KERAJINAN
SULAM
Pengertian
Bordir dan sulaman Bordir atau sulaman adalah hiasan yang dibuat di atas kain atau bahan-bahan lain
dengan jarum jahit dan benang. Selain benang, hiasan untuk sulaman atau bordir dapat
menggunakan bahan-bahan seperti potongan logam, mutiara, manik-manik, bulu burung, dan payet Hasil akhir
sulaman dapat dibedakan menjadi:
·
Sulam datar: hasil sulaman rata dengan permukaan kain
·
Sulam terawang (kerawang): hasil sulaman berlubang-lubang,
misalnya untuk taplak mejadan pinggiran kebaya
·
Sulam timbul: hasil sulaman membentuk gelombang di permukaan
kain sesuai lekuk gambar. Jenis bordiran dan sulaman Sulam bebas atau sulam
benang.
Dalam sulam benang, benang dijahit di atas kain
dengan mengabaikan pola tenun kain. Teknik sulam seperti ini dipakai dalam sulam
wol seperti bordir tradisional Cina dan Jepang. Sulam hitung jahitan
Sulaman dibuat sambil menghitung jumlah jahitan yang dibuat. Sulaman dilakukan
di atas kain tenunan
sejajar seperti kain kanvas,kain aida, kain strimin, dan
kain linen. Jenis sulaman yang termasuk sulam hitung jahitan adalah kruistik, sulam Assisi, needlepoint, dan blackwork.
3.
KERAJINAN
JAHIT PERCA
Pengertian jahit perca Perca adalah sisa-sisa guntingan kain
yang ada setelah membuat pakaian atau karya kerajinan tekstil lainnya. Jahit
perca/tambal seribu/patchwork adalah proses pembuatan suatu produk kerajinan
tekstil yang terbuat dari potongan-potongan kain / perca yang digabungkan
dengan cara dijahit sesuai dengan rencana. Jahit perca pada dasarnya dipelajari
keteknikannya bukan pada bahannya.
Jenis-jenis jahit perca
Ada beberapa jenis Jahit Perca ditinjau dari cara pembuatannya
adalah:
Cara acak (tak beraturan)
Jahit perca cara acak (tak beraturan) adalah teknik jahit dengan
menggabungkan guntingan-guntingan kain dengan bentuk dan ukuran potongannya
tidak sama, kemudian guntingan- guntingan tersebut dijahit sesuai dengan
desain. Berikut ini adalah contoh karya jahit perca teknik acak.
Cara jiplakan pola (template)
Jahit perca teknik jiplakan pola adalah teknik jahit dengan
menggabungkan guntingan-guntingan kain yang dipola terlebh dahulu, dan
selanjutnya dijahit sesuai dengan rencana.
Cara tumpang tindih (overlapping)
Jahit perca teknik tumpang tindih adalah teknik jahit dengan
menggabungkan guntingan-guntingan kain yang di pola terlebih dahulu dengan cara
meletakkan pola bagian tengah diatas kain telah disiapkan dan selanjutnya
dijahit bagian tepinya, kemudian tindihlah dengan pola berikutnya dengan cara
dijahit dengan arah dari tengah ketepi hingga selesai secara keseluruhan.
Cara jahit jelujur
Jahit jelujur adalah teknik yang biasanya digunakan untuk
memberi kesan keindahan. Untuk menggabungkannya tetap dikerjakan dengan teknik
jahit mesin. Cara ini sifatnya hanya penghias, maka dapat diterapkan baik pada
teknik acak, teknik template, teknik overlapping maupun teknik pola geometris.
Cara pola geometris.
Teknik jahit perca menggabungkan guntingan kain dengan bentuk
polapola geometris (segi tiga, segi empat, segi lima dan bentuk-bentuk lainnya)
yang terukur dan selanjutnya dijahit sesuai dengan desain.
4.
KERAJINAN
JAHIT TINDAS
1. Pengertian Jahit tindas (quilting) adalah teknik menghias
permukaan kain dengan cara melapisi atau mengisi kain dengan bahan pelapis atau
pengisi kemudian dijahit tindas pada permukaan kain sesuai dengan rencana.
Jahit tindas adalah teknik pembuatan suatu benda kerajinan tekstil dengan cara
mengisi atau melapiskan kain dengan bahan pelapis, kemudian dijahit pada bagian
atas kain sesuai dengan desain.
2.
Jenis jahit tindas:
·
Jahit tindas pengisi lembaran (wadded quilting) merupakan teknik
menjahit dengan cara mengisi atau melapisi diantara dua kain dengan bahan
pelapis yang berupa lembaran, kemudian dijahit sesuai pola (gambar).
·
Jahit tindas pengisi susulan (padded/stuffed quilting) merupakan
teknik menjahit tindas datar tetapi pada bagian tertentu ditambahkan isian
susulan (busa, dakron) untuk mendapatkan kesan yang lebih menonjol.
·
Jahit tindas pengisi tali (corded quilting) Pada prinsipnya sama
dengan pengisi susulan, bedanya menggunakan tali, penyelesaian bisa
dijahit mesin atau tangan.
·
Jahit tindas efek bayangan merupakan gabungan dari jahit tindas
pengisi lembaran, susulan/tali hanya ada penambahan kain transparan pada
permukaan kain. 3. Bahan pelapis: - Koldore - Dakron - Busa - Tali - Kapas
5.
KERAJINAN
CETAK SARING
Cetak saring adalah salah satu teknik proses cetak yang
menggunakan layar (screen) dengan kerapatan tertentu dan umumnya barbahan
dasarNylon atau sutra. Layar ini kemudian diberi pola yang berasal dari negatif
desain yang dibuat sebelumnya. Kain ini direntangkan dengan kuat agar
menghasilkan layar dan hasil cetakan yang datar. Setelah diberi fotoresis dan
disinari, akan terbentuk bagian-bagian yang bisa dilalui tinta dan tidak.
Proses eksekusinya adalah dengan menuangkan tinta di atas layar dan kemudian disapu
menggunakan palet atau rakel yang terbuat dari karet. Satu layar digunakan
untuk satu warna. Sablo adalah sebuah teknik untuk mencetak tinta diatas bahan
dengan bentuk yang kita kehendaki. Dengan bantuan screen sablon dan rakel
sablon dalam proses pengerjaannya. Keunggulan dari teknik sablon adalah :
bisa mencetak dengan jumlah yang banyak, hasil relatif stabil, bisa
menghasilkan beberapa efek menarik, mis : glitters, glow in the dark, timbul,
mengkilap/metalik, dsb. biaya cetak cukup terjangkau, fleksibel bisa di
aneka jenis permukaan bahan.
Pencetakan
dengan cara sablon di jaman serba Digital sekalipun akan terus diperlukan.
Cetak dengan metode sablon sangat diperlukan untuk pencetakan dalam media yang
tidak memungkinkan dilakukan oleh Mesin Digital dan Offset. Mesin sablon yang
dapat bekerja otomatis juga telah banyak dipakai saat ini, namun meskipun
demikian cetak sablon secara manual tentunya masih banyak dilakukan dengan
pertimbangan biaya lebih murah, misalkan Sablon Kain untuk sepanduk dan pakaian,
Kaos, Souvenir, sablon pada media plastik dan sebagainya. Pada artikel ini kita
akan mengulas hal-hal penting dan mendasar tentang cara dan teknik
pencetakan sablon yang dilakukan secara manual salah satu teknik proses
cetak yang menggunakan layar (screen) dengan kerapatan tertentu dan umumnya
barbahan dasar Nylon atau sutra. Tahapan dan cara kerjanya adalah sebagai
berikut : Permukaan Screen Sablon di poleskan cairan kental kusus/ emulsion.
Cairan ini apabila telah dioleskan dan dikeringkan pada permukaan screen tidak
boleh terkena sinar matahari (dipoleskan dan dikeringkan pada ruangan yang
gelap /Pada ruangan tanpa kena cahaya langsung ultra violet). Tujuannya adalah
jika terkena cahaya saat sudah kering maka polesan tersebut tidak akan dapat larut
dengan air dengan baik. Setelah kering.. permukaan tersebut di tempel/ditutup
dengan Film dari hasil Print BW(Black/White) pada media plastik/film
transparent atau pada umumnya dapat menggunakan kertas tranparan dari Kalkir.
Dilanjutkan dengan proses “Penyinaran” terhadap Sinar matahari
atau dibawah sinar yang mengandung Ultraviolet. Proses penyinaran ini
ditentukan dengan “Hitungan”
untuk mengukur lamanya penyinaran dan ditentukan oleh Keras
tidaknya cahaya yang menerpa permukaan screen sablon tersebut. Film Kemudian
dilepas dari permukaan screen. Film yang telah diprint tersebut akan
“Menampakan” duplikasi dari apa yang telah kita print pada
layar.
Tahan selanjutnya adalah Penyiraman Permukaan Screen
dengan air. Cara penyiramanpun harus berhati-hati sekali. Kenapa ???
Karena hasil print yang tampak pada screen jika terkena air akan
terlarut, ini disebabkan oleh karena Film yang dicetak
“Hitam” dan permukaan layar yang dit
utup Hitam tidak akan mengeras (Karena tidak tembus sinar).
Begitu juga sebaliknya. Disinilah perlu kehati-hatian dalam proses
penyiraman yang sering disertai dengan alat bantu “Semprot air mini”
dengan tujuan agar air bisa lebih keras dan bisa bagus tembus melelehkan hasil
print yang tercetak. Tahapan selanjutnya yaitu pengeringan kembali dari proses
diatas. Dan dilanjutkan pada proses Cetak dengan pemberian Tinta kusus
Sablon. Proses eksekusinya adalah dengan menuangkan tinta di atas layar dan
kemudian disapu menggunakan palet atau rakel yang terbuat dari karet. Satu
layar digunakan untuk satu warna.Sementara bahan yang dicetak berada dibawah
screen dablon dan dilakukan penekanan secara sedemikian rupa. Jadi proses
cetak sablon adalah Tiap warna dalam sekali cetak.
6.
KERAJINAN
TENUN
Pengertian
Kain Tenun Tenunan yang dikembangkan oleh setiap suku/ etnis di Nusa Tenggara
Timur merupakan seni kerajinan tangan turun-temurun yang diajarkan kepada anak
cucu demi kelestarian seni tenun tersebut. Motif tenunan yang dipakai seseorang
akan dikenal atau sebagai ciri khas dari suku atau pulau mana orang itu
berasal, setiap orang akan senang dan bangga mengenakan tenunan asal sukunya.
Pada suku atau daerah tertentu, corak/motif binatang atau orang-orang lebih
banyak ditonjolkan seperti Sumba Timur dengan corak motif kuda, rusa, udang,
naga, singa, orang-orangan, pohon tengkorak dan lain-lain, sedangkan Timor
Tengah Selatan banyak menonjolkan corak motif burung, cecak, buaya dan motif
kaif. Bagi daerah-daerah lain corak motif bunga-bunga atau daun-daun lebih
ditonjolkan sedangkan corak motif binatang hanya sebagai pemanisnya saja.
Kain tenun atau tekstil tradisional dari Nusa Tenggara Timur secara adat dan
budaya memiliki banyak fungsi seperti :
1). Sebagai busana sehari-hari untuk melindungi dan menutupi
tubuh.
2). Sebagai busana yang dipakai dalam tari-tarian pada
pesta/upacara adat.
3). Sebagai alat penghargaan dan pemberian perkawinan (mas
kawin)
4). Sebagai alat penghargaan dan pemberian dalam acara kematian.
5). Fungsi hukum adat sbg denda adat utk mengembalikan
keseimbangan sosial yang
terganggu.
6). Dari segi ekonomi sebagai alat tukar.
7). Sebagai prestise dalam strata sosial masyarakat.
8). Sebagai mitos, lambang suku yang diagungkan karena menurut
corak/ desain tertentu
akan melindungi
mereka dari gangguan alam, bencana, roh jahat dan lain-lain.
9). Sebagai alat penghargaan kepada tamu yang datang (natoni)
Dalam masyarakat
tradisional Nusa Tenggara Timur tenunan sebagai harta milik
keluarga yang bernilai tinggi karena kerajinan tangan ini sulit dibuat oleh
karena dalam proses pembuatannya/ penuangan motif tenunan hanya
berdasarkan imajinasi penenun sehingga dari segi ekonomi memiliki harga
yang cukup mahal. Tenunan sangat bernilai dipandang dari nilai simbolis yang
terkandung didalamnya, termasuk arti dari ragam hias yang ada karena ragam hias
tertentu yang terdapat pada tenunan memiliki nilai spiritual dan mistik menurut
adat. Pada mulanya tenunan dibuat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari sebagai
busana penutup dan pelindung tubuh, kemudian berkembang untuk kebutuhan
adat (pesta, upacara, tarian, perkawinan, kematian dll), hingga sekarang
merupakan bahan busana resmi dan modern yang didesain sesuai perkembangan mode,
juga untuk memenuhi permintaan/ kebutuhan konsumen. Dalam
perkembangannya, kerajinan tenun merupakan salah satu sumber pendapatan (UP2K)
masyarakat Nusa Tenggara Timur terutama masyarakat di pedesaan. Pada umumnya
wanita di pedesaan menggunakan waktu luangnya untuk menenun dalam upaya
meningkatkan pendapatan keluarganya dan kebutuhan busananya. Jika dilihat dari
proses produksi atau cara mengerjakannya maka tenunan yang ada di Nusa
Tenggara Timur dapat dibagi menjadi tiga jenis, yakni :
1. Tenun Ikat : disebut tenun ikat karena pembentukan motifnya
melalui proses
pengikatan benang. Berbeda dengan daerah lain di Indonesia,
untuk menghasilkan motif pada kain maka benang pakannya yang diikat,
sedangkan tenun ikat di Nusa Tenggara Timur, untuk menghasilkan motif maka
benang yang diikat adalah benang Lungsi
2. Tenun Buna : istilah daerah setempat (Timor Tengah Utara)
"tenunan buna" yang maksudnya menenun untuk membuat corak atau ragam
hias/motif pada kain mempergunakan benang yang terlebih dahulu telah diwarnai.
3. Tenun Lotis/ Sotis atau Songket : disebut juga tenun Sotis atau
tenun Songket, dimana proses pembuatannya mirip dengan pembuatan tenun
Buna yaitu mempergunakan benang-benang yang telah diwarnai. Dilihat dari
kegunaannya, produk tenunan di Nusa Tenggara Timur terdiri dari 3 (tiga)
jenis yaitu : sarung, selimut dan selendang dengan warna dasar tenunan
pada umumnya warna-warna dasar gelap, seperti warna hitam, coklat, merah hati
dan biru tua. Hal ini disebabkan karena masyarakat/ pengrajin dahulu selalu
memakai zat warna nabati seperti tauk, mengkudu, kunyit dan tanaman lainnya
dalam proses pewarnaan benang, dan warna-warna motif dominan warna putih,
kuning langsat, merah mereon. Untuk pencelupan/ pewarnaan benang, pengrajin
tenun di Nusa Tenggara Timur telah menggunakan zat warna kimia yang mempunyai
keunggulan sepeti : proses pengerjaannya cepat, tahan luntur, tahan
sinar, dan tahan gosok, serta mempunyai warna yang banyak variasinya. Zat warna
yang dipakai tersebut antara lain : naphtol, direck, belerang dan zat
warna reaktif. Namun demikian sebagian kecil pengrajin masih tetap
mempergunakan zat warna nabati dalam proses pewarnaan benang sebagai konsumsi
adat dan untuk ketahanan kolektif, minyak dengan zat lilin dan lain-lain untuk
mendapatkan kwalitas pewarnaan dan penghematan obat zat pewarna. Dari ketiga
jenis tenunan tersebut diatas maka penyebarannya dapat dilihat sebagai
berikut :
1). Tenun Ikat : penyebarannya hampir merata disemua Kabupaten
di Nusa Tenggara
Timur kecuali
Kabupaten Manggarai dan sebagian Kabupaten Ngada.
2). Tenun Buna : Penyebarannya di Kabupaten Kupang, Timor Tengah
Selatan, Belu dan
yang paling banyak
adalah di Kabupaten Timor Tengah Utara.
3). Tenun Lotis/ Sotis atau Songket ; terdapat di Kabupaten/
Kota Kupang, Timor Tengah
Selatan, Timor Tengah Utara, Belu, Alor, Flores Timur, Lembata,
Sikka, Ngada, Manggarai, Sumba Timur dan Sumba Barat.
7.
KERAJINAN
TAPES TRI
apestry
adalah sebuah bentuk seni tekstil berupa tenun tradisional yang biasa dilakukan
pada alat tenun vertikal. Namun, juga dapat dilakukan di lantai juga.
Proses htenun ini terdiri dari dua arah benang yang bersilangan, yang sejajar
dengan panjang disebut
“warp” /
benang lungsin dan sejajar dengan lebar disebut “weft” / benang pakan.
Kebanyakan penenun tapestry menggunakan benang lungsin
berbahan alami seperti benang linen atau benang katun. Benang pakan yang
dipakai berupa benang wol atau benang katun, namun bisa pula benang
sutra, benang emas, benang perak, atau alternatif media lain. Tapestry telah
diproduksi dan digunakan sejak zaman Helenis. Contoh kerajinan tapestry Yunani
yang pernah ditemukan berasal dari abad ke-3 SM dalam kondisi terawetkan di
gurun Tarim Basin. Kerajinan tapestry mencapai tahap baru produksi massal di
Eropa pada awal abad ke-14 Masehi. Gelombang pertama produksi berasal dari
Jerman dan Swiss. Seiring waktu, kerajinan diperluas ke Prancis dan Belanda.
Konotasi istilah tapestry ini juga digunakan untuk menggambarkan hasil
kerajinan tekstil yang dibuat pada alat tenun Jacquard. Sebelum tahun 1990-an,
tapestry yang terkenal Abad Pertengahan telah diproduksi dengan menggunakan
teknik Jacquard. Namun pada abad modernisasi, artis seperti Chuck Close dan
Magnolia Editions telah mengadaptasi proses Jacquard yang
terkomputerisasi untuk menghasilkan karya seni rupa yang indah memukau.
8. KERAJINAN
MAKRAME
Makrame
adalah bentuk seni kerajinan simpul-menyimpul dengan menggarap rantaian
benang awal dan akhir suatu hasil tenunan, dengan membuat berbagai simpul
pada rantai benang tersebut sehingga terbentuk aneka rumbai dan jumbai
Dalam membuat makrame, ada beberapa teknik yang digunakan antara lain teknik
pilin,simpul,anyam, atau rajut. Hasil karya kerajinan makrame memiliki
kesesuaian fungsi, kekuatan, dan keindahan yang berbeda-beda. Fungsi karya
kerajinan dapat dilihat dari penggunan benda tersebut. Kekuatan dari karya
kerajinan ditentukan dari kualitas bahan dasar yang digunakan. Apabila bahan
dasar yang digunakan kuat maka kualitasnya akan bagus. Keindahan karya
kerajinan makrame dapat dilihat dari model benda yang dibuat, corak, hiasan
atau aksesoris dari benda tersebut. Berikut ini cara membuat makrame untuk gantungan kunci. Alat dan Bahan : - dua pita kain yang berbeda warna dengan
ukuran ± 1,5 m dan lebar 7 mm. - Tempat kunci - Gunting Cara Membuat :
1. Sediakan
pita kain dalam 2 warna, misalnya warna merah dan kuning.
2. Gunting
ujung kedua pita, kemudian masukkan ke dalam ring tempat kunci. Tarik dan
samakan panjangnya, sehingga pita menjadi rangkap empat.
3. Rapikan
kemudian disimpul mati dan pita siap dianyam.
4. Jepit pita
diantara jari telunjuk dan jari tengah, kemudian mulailah menganyam ! Cara
Menganyam :
1. Letakkan pita bersilang, seperti tanda tambah (+)
2. Silangkanlah pita 1 ke kiri melalui pita 2a !
3. Silangkanlah pita 2a ke atas melalui pita 1 !
4. Silangkanlah pita 1a ke kanan melalui pita 2a !
5. Silangkanlah pita 2 ke bawah melalui pita 1a dan masukkan ke
pita 1 !
6. Tariklah keempat ujung-ujung pita sehingga anyaman menjadi
rapi !
7. Setelah itu buatlah anyaman berikutnya seperti cara di atas !
(lakukan sesuai petunjuk mulai langkah no (1 – 6 )
BAB 3
BAHAN DAN ALAT PEMBUATAN PRODUK KERAJINAN TEKSTIL
A.
Bahan dan Alat Pembuatan Produk Kerajinan Tekstil
Bahan yang dapat digunakan dalam pembuatan produk kerajinan
tekstil diklasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu: bahan utama dan bahan
pelengkap. Pada pembuatan produk kerajinan tekstil bahan yang digunakan harus
disesuaikan dengan jenis benda yang akan dibuat, fungsi dari benda tersebut,
serta teknik yang akan digunakan.
Secara umum bahan utama yang dapat dipergunakan dalam pembuatan
produk kerajinan tekstil adalah bahan tekstil yang tebuat dari serat alam atau
serat polyester baik itu berupa kain tenun, rajut, kempa, ataupun berupa
benang/tali, contoh bahan-bahan tekstil yang dapat dipergunakan dalam pembuatan
produk kriya tekstil adalah kain katun, kain satin, benang katun, benang nylon,
tali koor, kain flanel, dan pita.
Pada pembuatan produk kerajinan tekstil bahan pelengkap memiliki
fungsi memperindah atau menyempurnakan tampilan benda yang dibuat. Penggunaan
bahan pelengkap pun sama dengan bahan utama yaitu harus disesuaikan dengan
jenis benda yang dibuat,fungsi benda, serta teknik pembuatan yang digunakan.
Bahan pelengkap yang umumnya digunakan adalah bahan tekstil yang terbuat dari
serat alam ataupun polyester seperti kain pelapis/pengeras, busa pelapis,
dakron, kain furing, renda, pita dan retsluiting.
B.
Mengenal Kain Flanel
Kain flanel (felt) adalah jenis kain dibuat dari serta wol tanpa
ditenun. Kain flanel termasuk salah satu bahan utama yang dipakai dalam
kerajinan tekstil. Terdapat kain flanel polos dan kain flanel bermotif.Kain Flanel Polos |
Kain Flanel Bermotif |
Contoh Produk Kerajinan Planel.
Bingkai |
Gantungan Kunci |
Replika Kue |
BAB 4PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Jadi kesimpulannya adalah Pengetahuan tentang jenis dan sifat
serat tekstil merupakan modal dasar bagi mereka yang akan terjun di Industri
tekstil dan fashion Pengetahuan tentang jenis dan sifat serat tekstil sangat
diperlukan untuk mengenali, memilih, memproduksi, menggunakan dan merawat
berbagai produk tekstil seperti serat, benang, kain, pakaian dan tekstil lenan
rumah tangga lainnya. Karakteristik dan sifat bahan tekstil sangat ditentukan
oleh karakteristik dan sifat serat penyusunnya. Disamping itu sifat-sifat bahan
tekstil juga dipengaruhi oleh proses pengolahannya sperti dari serat dipintal
menjadi benang, dari benang ditenun menjadi kain kemudian dilakukan proses
penyempurnaan hingga menjadi produk jadi. Oleh karena itu untuk memahami lebih
jauh tentang bahan tekstil diperlukan pengetahuan tentang karakteristik dan
sifat berbagai jenis serat dan teknik pengolahannya menjadi bahan tekstil.
B.
KRITIK DAN SARAN
Demikian
makalah yang kami buat, semoga dapat bermanfaat bagi pembaca. Apabila ada saran
dan kritik yang ingin di sampaikan, silahkan sampaikan kepada kami.
Apabila ada terdapat kesalahan mohon dapat mema'afkan dan memakluminya, karena kami adalah hamba Tuhan yang tak luput dari salah khilaf, Alfa dan lupa.
Apabila ada terdapat kesalahan mohon dapat mema'afkan dan memakluminya, karena kami adalah hamba Tuhan yang tak luput dari salah khilaf, Alfa dan lupa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar